Alasan Bocah 8 Tahun Milih Jadi Mualaf Bikin Merinding, Orangtuanya Yang Non Muslim Malah Mendukungnya

Eriyanti (44), ibu dari Yogi Setiady bocah 8 tahun yang memilih menjadi seorang mualaf  berasal dari kecamatan Delta Pawan Ketapang ini menceritakan kisah anaknya saat kecil.

Dia menjelaskan ketika baru pandai berbicara, Yogi memang sudah tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan Islam.

Contohnya saat melihat Masjid, menurutnya Yogi merasa senang dan selalu menyebut ada alaaba.

“Maksudnya itu Allahu Akbar,” tuturnya.

Yogi bocah 8 tahun yang baru masuk Islam didampingi Eriyanti orangtuanya yang non Muslim saat ditemui awak media di rumahnya, Jumat (6/10/2017).


Namun, ketika sang ibu mengajak Yogi ke tempat ibadahnya, Yogi selalu menolak.

Pernah saat dibawa Yogi menangis dan menginginkan keluar lantas pulang.

Lalu saat dibawa pulang ke kampung halamannya di hulu yang banyak anjing dan babi. Menurutnya Yogi juga takut dan tidak suka jika tersentuh anjing atau babi.

Bahkan ketika kedua orang tuanya makan daging babi, Yogi kecil pun tak pernah mau makan babi. Tetapi ketika ada tetangganya di Ketapang memiliki acara seperti selamatan. Maka Yogi selalu mengajaknya untuk pergi ke acara tersebut.

“Katanya ayo mah kita pergi ke tempat orang yang sedang amin-amin. Saya tanya di mana, katanya itu menunjukkan tempatnya, ternyata tempat orang Muslim selamatan gitu,” kenangnya.

Kemudian saat awal Yogi masuk sekolah, Yogi meminta izin kepadanya untuk ikut teman-temannya mengaji dan shalat.

Karena merasa berbeda keyakinan ia awalnya melarang Yogi.

“Saya bilang tak boleh, kita kan beda, tak sama, saya bilang gitu,” ungkapnya.

“Tapi dia bilang mau ikut Islam saja. Di rumah ini kan ada handuk sering dibuatnya alas untuk sajadah, dia belajar sembahyang sendiri. Bahkan dia selalu mengajak teman-temannya seperti shalat di rumah ini dan dia imamnya,” tuturnya.

Menurutnya peristiwa itu pernah direkam oleh kakak Yogi. Lalu, ketika Yogi masih kelas satu SD, Yogi juga selalu menghilang dari rumahnya, disaat sore menjelang Magrib dan disaat siang pada hari Jumat.

“Pas Jumat tidak sengaja melihat Yogi sedang pakai baju koko dan kopiah,” jelasnya.

“Ternyata benar dan ketika pulang saya tanya dari mana, katanya dari masjid. Rupanya dia minjam baju kawannya untuk Shalat Jumat. Saya bilang benar-benar Yogi, nanti kamu masuk Islam, dijawabnya dia memang mau masuk Islam,” lanjutnya.

“Rupanya tiap sore Yogi menghilang dia melihat cara orang Shalat di surau dekat sini. Kalau pukul 15.00 WIB dia selalu pergi ke tempat-tempat pendidikan agama Islam. Di sekolah pun tak mau belajar agama kami, dia hanya mau belajar pas pelajaran agama Islam,” tambahnya.

Kemudian pernah juga tetangganya mengatakan kalau Yogi menghilang saat sore hari, maka dengar saja di Surau. Jika ada suara orang mengaji dan bersalawat itu adalah Yogi.

“Jadi ku intaikan ternyata memang benar dan anak-anak lain pun ramai mengikutinya,” tuturnya.


Dia menambahkan, belum lama ini Yogi memaksa untuk segera disunat dan disahkan memeluk agama Islam.

“Jadi kita orangtua mengikhlaskannya. Hanya saya berharap setelah anak saya masuk Islam begini,” tegasnya.

“Maka ia harus dibimbing dengan sebenar-benarnya untuk memperlajari agama Islam. Jangan nanti malah dilepas dan dibiarkan begitu saja,” harapnya mendampingi Yogi.

Sementara itu Yogi menegaskan masuk Islam karena memang keinginan sendiri.

Bahkan sebelumnya dia sering belajar tentang Islam secara sendiri tanpa didampingi orang tua. Ia beralasan masuk Islam karena ingin masuk surga nantinya.

Di hadapan awak media saat dia diminta melantunkan ayat Alquran dan doa dalam Islam. Dia pun langsung melakukannya tanpa teks. Ternyata ia sudah cukup banyak hafal ayat Alquran dan doa dalam Islam.


Advertisement

Subscribe to receive free email updates: